LANDASAN FILOSOFIS PENGEMBANGAN KURIKULUM (AKSIOLOGI)
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang
mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Jadi yang ingin di
capai oleh aksiologi adalah hakikat dan manfaat yang terdapat dalam suatu
pengetahuan. Aksiologi berasal dari kata Yunani: axion (nilai)
dan logos (teori), yang berarti teori tentang nilai.Dalam
aksiologi, ada dua komponen mendasar yakni Etika (moralitas) dan Estetika (keindahan).Aksiologi
adalah bagian dari filsafat yang menaruh perhatian tentang baik dan buruk (good
and bad), benar dan salah (right and wrong), serta tentang cara dan tujuan
(means and and). Aksiologi mencoba merumuskan suatu teori yang konsisten untuk
perilaku etis.
ESTETIKA
DALAM KURIKULUM 2013
Suriasumantri (1987:234) aksiologi adalah teori nilai
yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang di peroleh.
Kamus Bahasa Indonesia (1995:19) aksiologi adalah
kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya
etika.
Menurut Wibisono aksiologi adalah nilai-nilai sebagai
tolak ukur kebenaran, etika dan moral sebagai dasar normative penelitian dan
penggalian, serta penerapan ilmu.
Menurut Bramel Aksiologi terbagi tiga bagian, yakni;
Moral Conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin
khusus yaitu etika. Estetic expression, yaitu ekspresi keindahan, bidang ini
melahirkan keindahan. Socio-politcal life, yaitu kehidupan social politik,
yangakan melahirkan filsafat social politik.
Dasar Aksiologi
1.
Objectivism, yaitu penilaian terhadap sesuatu yang
dilakukan apa adanya sesuai keadaan objek yang dinilai.
2.
Subjectivism, yaitu penilaian terhadap sesuatu dimana
dalam proses penilaian terdapat unsur intuisi (perasaan).
Kajian Axiologi
Istilah axiologi berasal dari kata axios dan logos.
Axios artinya nilai auat sesuatu yang berharga, logos artinya akal, teori.
Axiologi artinya teori nilai, penye;idikan mengenai kodrat, kriteria, dan
status metafisik dan nilai. Dlam pemikiran filsafat Yunani, studi mengenai
nilai ini menedepankan dalam pemikiran Plato mengenai Idea tentang kebaikan,
atau yang lebih dikenal dengan kebaikan tertinggi.
Kurikulum 2013 di kaji dengan Kajian Axiologi yaitu
terletak pada manfaat yang akan dicapai bila kurikulum 2013 ini di
luncurkan. Adapun manfaat dari pembelajaran tematik terpadu adalah sebagai
berikut:
- Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan;
- Menggunakan kelompok kerja sama, kolaborasi, kelompok
belajar, dan strategi pemecahan konflik yang mendorong peserta didik untuk memecahkan
masalah
- Mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci kelas
yang ramah otak (brain-friendly classroom);
- Peserta didik secara cepat dan tepat waktu mampu
memproses informasi. Proses itu tidak hanya menyentuh dimensi kuantitas dan
kualitas mengeksplorasi konsep-konsep baru dan membantu peserta didik
mengembangkan pengetahuan secara siap;
- Proses pembelajaran di kelas mendorong peserta didik
berada dalam format ramah otak;
- Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat
diaplikasikan langsung oleh peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari;
- Peserta didik yang relatif mengalami keterlambatan
untuk menuntaskan program belajar dapat dibantu oleh guru dengan cara
memberikan bimbingan khusus dan menerapkan prinsip belajar tuntas;
- Program pembelajaran yang bersifat ramah otak
memungkinkan guru untuk mewujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan variasi
cara penilaian.
Aksiologi, membahas hakikat nilai dengan
cabang-cabangnya etika (hakikat kebaikan), dan estetika (hakikat keindahan).
LANDASAN
DAN PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pada
dasarnya landasan merupakan fondasi atau sebagai dasar untuk membuat suatu
pekerjaan. Setiap pengembangan kurikulum, selain harus berpijak pada sejumlah
landasan, juga harus menerapkan atau menggunakan prinsip-prinsip tertentu.
Dengan adanya prinsip tersebut, setiap pengembangan kurikulum diikat oleh
ketentuan atau hukum sehingga dalam pengembangannya mempunyai arah yang jelas
sesuai dengan prinsip yang telah disepakati. Prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum adalah sebagai berikut:
1.Prinsip Relevansi
Prinsip ini dipecah menjadi 2 yaitu eksternal dan
internal. Eksternal : kompetensi lulusan sesuai dengan pengguna
lulusan,sedamgkan Internal : kurikulum harus sesuai dan saling
berkaitan.Prinsip relevansi berkenaan dengan kesesuaian antara komponen tujuan,
isi, strategi, dan evaluasi. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki
kurikulum,yaitu relevansi keluar dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri.
Relevansi keluar yaitu tujuan, isi dan proses belajar yang tercakup
dalam kurkulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan
masyarakat. Adapun relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian antara
komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian dan
penilaian. Relevansi ini menunjukkan suatu keterpaduan kurikulum.
2.Prinsip
Fleksibilitas
Kesatuan
dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan pelaksanaan,Diversitikasi
kurikulum. Prinsip fleksibilitas berkenaan dengan kebebasan/keluwesan yang
dimiliki guru dalam mengimplementasikan kurikulum dan adanya alternatif pilihan
program pendidikan bagi siswa sesuai dengan minat dan bakatnya.
3.Prinsip Kontinuitas
Maju
berkelanjutan (satu sub kompetensi selanjutnya),Mata pelajaran ditata secara
prereausite.Prinsip kontinuitas berkenaan dengan adanya kesinambungan materi
pelajaran antarberbagai jenis dan jenjang sekolah serta antartingkatan kelas.
Perkembangan dan proses belajar berlangsung secara berkesinambungan, tidak
terputus-putus atau terhenti-henti.
4.Prinsip Praktis dan Efisiensi
Mudah
diimplementasikan dan kompatibel.Kurikulum harus mudah dilaksanakan,
menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga murah. Tepat pelaksanaannya
dan menghasilkan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, dan biaya.
5.Prinsip Efektifitas
Pemenuhan
kebutuhan siswa,sehingga mampu mengembangkan kapabilitas atau kapasitas
intelektual siswa untuk menjadi warga negara yg bertanggung jawab dan mampu
berkontribusi pada daya asaing bangsa.Keberhasilan pelaksanaan kurikulum
harus diperhatikan, baik kuantitas maupun kualitas. Keberhasilan kuntitas
ditinjau dari komponen-komponen kurikulum, seperti tujuan, isi, proses belajar,
dan evaluasi. Sedangkan keberhasilan kualitasnya dilihat dari hasil pelaksanaan
kurikulum yang ada.
6.Prinsip khusus
Adapun prinsip
khusus yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum, antara lain:
prinsip keimanan, nilai dan budi pekerti luhur, penguasaan integrasi nasional,
keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinetika, kesamaan memperoleh
kesempatan, abad pengetahuan dan teknologi informasi, pengembangan keterampilan
hidup, berpusat pada anak, serta pendekatan menyeluruh dan kemitraan.
Kurikulum baik
pada tahap kurikulum sebagai ide, rencana, pengalaman maupun kurikulum sebagai
hasil dalam pengembangannya harus mengacu atau menggunakan landasan yang kuat
dan kokoh, agar kurikulum tersebut dapat berfungsi serta berperan sesuai dengan
tuntutan pendidikan yang ingin dihasilkan seperti tercantum dalam rumusan
tujuan pendidikan nasional yang telah digariskan dalam UU no. 20 tahun
2003.Pada prinsipnya ada empat landasan pokok yang harus dijadikan dasar dalam
setiap pengembangan kurikulum, yaitu:
1.Landasan Filosofis, yaitu
asumsi-asumsi tentang hakikat realitas, hakikat manusia, hakikat pengetahuan,
dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
Asumsiasumsi filosofis tersebut berimplikasi pada permusan tujuan pendidikan,
pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan strategi, serta pada peranan
peserta didik dan peranan pendidik.
2.Landasan
psikologis, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari psikologi
yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Ada dua jenis
psikologi yang harus menjadi acuan yaitu psikologi perkembangan dan psikologi
belajar. Psikologi perkembangan mempelajari proses dan karaktersitik
perkembangan peserta didik sebagai subjek pendidikan, sedangkan psikologi
belajar mempelajari tingkah laku peserta didik dalam situasi belajar. Ada tiga
jenis teori belajar yang mempunyai pengaru besar dalam pengembangan kurikulum,
yaitu teori belajar kognitif, behavioristik, dan humanistic.
3.Landasan
sosial budaya, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari sosiologi
dan antrofologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
Karakterstik sosial budaya di mana peserta didik hidup berimplikasi
pada program pendidikan yang akan dikembangkan.
4.Landasan ilmiah dan teknologi, adalah
asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil-hasil riset atau penelitian dan
aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum. Pengembangan kurikulum membutuhkan sumbangan dari
berbagai kajian ilmiah dan teknologi baik yang bersifat hardware maupun
software sehingga pendidikan yang dilaksanakan dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan ilmu pngetahuan dan teknologi.
ESTETIKA
DALAM KURIKULUM 2013
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad
Nuh telah merencanakan adanya penekanan estetika mencakup seni dan budaya dalam
kurikulum pendidikan baru yang direncanakan diterapkan mulai 2013.
Kalau di perhatikan kurikulum yang baru, selalu ada
pelajaran seni dan budaya, karena ingin membangun masa depan anak didik yang
berbudaya dan memiliki jiwa seni, sehingga apa yang disampaikan kepada anak
didik bukanlah hal-hal yang tidak memperhatikan nilai-nilai keindahan, dalam
kurikulum baru yang sedang memasuki uji publik itu, ditekankan urusan logika
etika, dan estetika yang diterjemahkan dalam bentuk kompetensi fiskal,
kompetensi ketrampilan dan kompetensi pengetahuan.
Mencerdaskan seseorang prinsipnya bukan hanya untuk
pandai saja, tetapi juga peningkatan logika agar nyaman dalam berkomunikasi dan
santun dalam berekspresi.Oleh karena itu lanjut harus makin fokus menggarap
tiga wilayah berpikir dan bertindak di kalangan pelajar, yakni logika, etika
dan estetika. Logika mengandalkan penguatan rasionalitas, etika untuk
menumbuhkan kesantunan dalam berperilaku dan berinteraksi, dan estetika untuk
tampakan atau ekspresikan keindahan. Ketiga hal itu menjadi bagian penting
dalam kurikulum pendidikan 2013, yang disiapkan untuk menggantikan kurikulum
pendidikan 2006.
Rencananya terdapat empat tahapan uji publik kurikulum
baru 2013 yang sedang dijalankan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud) yaitu penyusunan kurikulum secara internal di Kemdikbud, pemaparan
desain kurikulum di hadapan Wakil Presiden, pelaksanaan uji publik, dan
penyempurnaan.
Sebagian
kalangan pendidik merasa skeptis menanggapi hal ini, tapi pada akhirnya sebagai
pelaksana tingkat bawah harus makmum. Semua demi kemajuan bangsa yang saat ini
sedang terpuruk baik mental maupun estetikanya. Lantas bagaimana dengan
Pendidikan Karakter? Akankah ditinggalkan demi estetika? Jawabnya perlu
didiskusikan lebih lanjut oleh para praktisi. Jangan sampai estetika terlalu
permisif, sehingga keluruhan budaya bangsa akan tertimbun demi sebuah estetika
kurikulum.
Permasalahan
dari pembahasan diatas:
1. Bagaimana
pengetahuan filsafat yang berupa ilmu aksiologi ini dipergunakan dalam
pengembangan kurikulum?
2. Bagaimana kaitan antara ilmu filsafat aksiologi dengan
komponen-komponen kurikulum?
3. Apa manfaat pengembangan kurikulum dengan mengetahui
filsafat-filsafat khususnya aksiologi?
menjawab permasalahan ketiga
BalasHapus1. Filsafat sebagai kumpulan teori digunakan memahami mereaksi dunia pemikiran.
Jika seseorang hendak ikut membentuk dunia atau ikut mendukung suatu ide yang membentuk suatu dunia, atau hendak menentang suatu sistem kebudayaan atau sistem ekonomi atau sistem politik, maka sebaiknya mempelajari teori-teori filsafatnya. Inilah kegunaan mempelajari teori-teori filsafat ilmu.
2. Filsafat sebagai pandangan hidup.
Filsafat dalam posisi yang kedua ini semua teori ajarannya diterima kebenarannya dan dilaksanakan dalam kehidupan. Filsafat ilmu sebagai pandangan hidup gunanya ialah untuk petunjuk dalam menjalani kehidupan.
3. Filsafat sebagi metodologi dalam memecahkan masalah
Dalam hidup ini kita menghadapi banyak masalah. Bila ada batu di depan pintu, setiap keluar dari pintu itu kaki kita tersandung, maka batu itu masalah. Kehidupan akan dijalani lebih enak bila masalah-masalah itu dapat diselesaikan. Ada banyak cara menyelesaikan masalah, mulai dari cara yang sederhana sampai yang paling rumit. Bila cara yang diguna amat sederhana maka biasanya masalah tidak terselessaikan secara tuntas. Penyelesaian secara detail itu biasanya dapat mengungkap semua masalah yang berkembang dalam kehidupan manusia.
aksiologi adalah studi tentang hakikat tertinggi dari nilai-nilai etika dan estetika. Dengan kata lain, apakah yang baik atau bagus itu. dalam pengembangan kurikulum filsafat ini berguna untuk menentukan nilai-nilai apa saja yang dibutuhkan siswa. Nilai dan implikasi aksiologi di dalam pendidikan ialah pendidikan menguji dan mengintegrasikan semua nilai tersebut di dalam kehidupan manusia dan membinanya di dalam kepribadian anak. Karena untuk mengatakan sesuatu bernilai baik itu bukanlah hal yang mudah. Apalagi menilai secara mendalam dalam arti untuk membina kepribadian ideal. Berikut ini beberapa contoh yang dapat kita pergunakan untuk menilai seseorang itu baik secara perkataan, yaitu :
BalasHapusa. Baik, Bu. Saya akan selalu baik dan taat kepada Ibu!
b. Nak, bukanlah ini bacaan yang baik untuk mu?
c. Baiklah, Pak. Aku akan mengamalkan ilmuku. atau jika dengan perbuatan kita bisa melihat nilai tsb saat anak belajar dikelas, kelas bersih dan rapi, tidak ribut, kritis terhadap permasalahan yang diberikan, dll
ilmu filsafat aksiologi ini berkaitan dengan komponen kurikulum, dimana komponen tujuan, komponem isi, komponen strategi/metode, dan komponen evaluasi ini memiliki nilai nya masing-masing yang hendak dicapai. contohnya pada komponen tujuan dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.
BalasHapusa. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut artinya untuk kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan ini merupakan nilai-nilai yang harus dikuasai oleh siswa
Dalam komponen kurikulum tentu ada dasar filsafat yg di gunakan agar kurikulum terarah. Misalnya dalam landasan filsafat kajian aksiologi yang artinya untuk apa pengetahuan itu. Dan mengandung baik buruknya suatu penilaian pengetahuan. Dalam setiap komponen pasti kita memikirkan baik buruknya untuk kedepannya. Dari situ kita sudah menggunakan landasan aksiologi. Bermanfaatkah nnti jika pengetahuan ini di terapkan. Misalnya dalam peluncuran k13 kita pasti memikirkan dlu baik buruk dan manfaat atas penggunaan k13 nnti.
BalasHapusJadi dalam penerapan kurikulum harus memiliki landasan atau pandangan ke depan.
Sependapat dengan Dian bahwa Dalam komponen kurikulum tentu ada dasar filsafat yg di gunakan agar kurikulum terarah. Misalnya dalam landasan filsafat kajian aksiologi yang artinya untuk apa pengetahuan itu. Dan mengandung baik buruknya suatu penilaian pengetahuan. Dalam setiap komponen pasti kita memikirkan baik buruknya untuk kedepannya. Dari situ kita sudah menggunakan landasan aksiologi. Bermanfaatkah nnti jika pengetahuan ini di terapkan. Misalnya dalam peluncuran k13 kita pasti memikirkan dlu baik buruk dan manfaat atas penggunaan k13 nnti.
HapusSehingga dalam penerapannya kurikulum harus memiliki landasan atau pandangan yang kuat.
lalu bagimana contoh konkrit dari penggunaan landasan filsafat ini?
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMenjawab pertanyaan nomor 2, Aksiologi mempelajari tentang manfaat apa yang diperoleh dari ilmu pengetahuan. Aksiologi merupakan cabang umum ilmu filsafat. Landasan filsafat merupakan pandangan hidup suatu masyarakat. Pandangan hidup masyarakat di Indonesia digambarkan melalui pancasila. Landasan pengembangan kurikulum berkaitan dengan tujuan pendidikan. Jadi tujuan pendidikan yang ingin dibentuk itu didasari oleh sila yang ada dipancasila. Hubungannya dengan aksiologi disini ingin membentuk tujuan yang dapat membuat masyarakat memahami manfaat yang diperoleh setelah mempelajari ilmu pengetahuan tersebut tentunya dalam penerapannya didasari oleh pancasila. Tujuan pendidikan termasuk kedalam komponen kurikulum. Komponen kurikulum begitu sistematis sehingga terkait antara komponen satu dan yang lainnya. Setelah menetapkan tujuan maka diperlukan metode untuk menyampaikan isi pelajaran agar tujuan bisa tercapai. Lalu evaluasi untuk melihat umpan balik dan memperbaiki tujuan agar menjadi lebih baik lagi.
BalasHapusMenjawab pertanyaan no3
BalasHapusManfaat mengetahui filsafat khususnya aksiologi.
Dapat di ambil contoh dari pihak guru untuk pengembangan kurikulum.
Dengan filsafat aksiologi guru memehami yang harus diperoleh siswa tidak hanya kuantitas pendidikan tetapi juga kualitas kehidupan karena pengetahuan tersebut. Yang menentukan filsafat pendidikan seorang guru adalah seperangkat keyakinan yang dimiliki dan berhubungan kuat dengan perilaku guru, yaitu: Keyakinan mengenai pengajaran dan pembelajaran, siswa, pengetahuan, dan apa yang perlu diketahui.
Saya akan menjawab pertanyaan no.3
BalasHapusApa manfaat pengembangan kurikulum dengan mengetahui filsafat-filsafat khususnya aksiologi ?
Menurut pendapat saya :
Bagi guru (pendidik) pada umumnya filsafat itu sangat diperlukan karena tindakan-tindakan dalam mendidik dan mengajar akan selalu dipengaruhi oleh filsafat-filsafat pendidikan yang dianutnya, salah satunya filsafat aksiologi yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan, misalnya dalam menyusun pengembangan kurikulum sekolah, guru harus jelas merumuskan tujuan kurikulum itu, dan untuk itu ia harus merujuk kepada filsafat pendidikannya. Gaya mengajarnya juga akan bisa mempengaruhi kualitas belajar siswa. Filsafat pendidikan secara fital juga berhubungan dengan pengembangan semua aspek pengajaran. Terdapat hubungan yang kuat antara perilaku guru dengan keyakinannya: Keyakinan mengenai pengajaran dan pembelajaran, keyakinan mengenai siswa, keyakinan mengenai pengetahuan dan keyakinan mengenai apa yang perlu diketahui.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussaya akan menjawab pertanyaan Bagaimana kaitan antara ilmu filsafat aksiologi dengan komponen-komponen kurikulum?
BalasHapusseperti yang esa sebutkan pada pembahasan bahwa Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Jadi yang ingin di capai oleh aksiologi adalah hakikat dan manfaat yang terdapat dalam suatu pengetahuan. kaitannya dengan komponen kurikulum yakni bawah filsafat aksiologi menjadi fondasi atau tonggak dalam menyusun dan mengembangkan komponen kurikulum yang akan digunakan dalam sistem pendidikan nasional. Dengan demikian filsafat memiliki manfaat dan memberikan kontribusi yang besar terutama dalam memberikan kajian sistematis berkenaan dengan kepentingan pendidikan.
saya mencoba menanggapi pertanyaan nomor 3 mengenai pengetahuan filsafat yang berupa ilmu aksiologi dipergunakan dalam pengembangan kurikulum. menurut saya dapat kita lihat dari pengertian Aksiologi itu sendiri tentang teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang di peroleh. sehingga dalam pengembangan kurikulum tentu harus dipikirkan bagaimana kurikulum itu dapat memberikan nilai guna bagi siswa, guru ataupun orang-orang yang terlibat didalamnya. contohnya sudah dijabarkan pada penjelasan kak esa untuk guru agar dapat memberikan manfaat atau nilai guna bagi siswa setelah proses pembelajaran, guru dapat membuat Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan; Menggunakan kelompok kerja sama, kolaborasi, kelompok belajar, dan strategi pemecahan konflik yang mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah: Mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci kelas yang ramah otak (brain-friendly classroom); dan lain sebagainya.
BalasHapussaya setuju dengan pendapat fira bahwa guru dapat membuat Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan; Menggunakan kelompok kerja sama, kolaborasi, kelompok belajar, dan strategi pemecahan konflik yang mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah: Mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci kelas yang ramah otak (brain-friendly classroom); dan lain sebagainya.
HapusDengan filsafat aksiologi guru memehami yang harus diperoleh siswa tidak hanya kuantitas pendidikan tetapi juga kualitas kehidupan karena pengetahuan tersebut. Yang menentukan filsafat pendidikan seorang guru adalah seperangkat keyakinan yang dimiliki dan berhubungan kuat dengan perilaku guru, yaitu: Keyakinan mengenai pengajaran dan pembelajaran, siswa, pengetahuan, dan apa yang perlu diketahui.
BalasHapusSaya akan menjawab permasalahan yang ketiga yaitu manfaat filsafat dalam kurikulum,
BalasHapusDengan filsafat aksiologi guru memehami siswa tidak hanya memerlukan kuantitas pendidikan saja atau nilai tetapi juga kualitas kehidupan karena pengetahuan tersebut penerapan dalam kehidupan seharihari.
Saya sependapat dengan kak Melda, yaitu Dengan filsafat aksiologi guru memehami siswa tidak hanya memerlukan kuantitas pendidikan saja atau nilai tetapi juga kualitas kehidupan karena pengetahuan tersebut penerapan dalam kehidupan seharihari". Semua yg dijadikan dasar pasti ada hubngan 1 dengan yg lainya
BalasHapusAksiologi itu sendiri tentang teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang di peroleh. sehingga dalam pengembangan kurikulum tentu harus dipikirkan bagaimana kurikulum itu dapat memberikan nilai guna bagi siswa, guru ataupun orang-orang yang terlibat didalamnya. guru haruslah mampu menciptakan iklim belajar yang nyaman. pemilihan model,media,strategi yang tepat akan menciptakan kenyamanan, Mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci kelas yang ramah otak (brain-friendly classroom); dan lain sebagainya.
BalasHapus