LANDASAN FILOSOFIS PENGEMBANGAN KURIKULUM (AKSIOLOGI)

Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Jadi yang ingin di capai oleh aksiologi adalah hakikat dan manfaat yang terdapat dalam suatu pengetahuan. Aksiologi berasal dari kata Yunaniaxion (nilai) dan logos (teori), yang berarti teori tentang nilai.Dalam aksiologi, ada dua komponen mendasar yakni Etika (moralitas) dan Estetika (keindahan).Aksiologi adalah bagian dari filsafat yang menaruh perhatian tentang baik dan buruk (good and bad), benar dan salah (right and wrong), serta tentang cara dan tujuan (means and and). Aksiologi mencoba merumuskan suatu teori yang konsisten untuk perilaku etis.
Suriasumantri (1987:234) aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang di peroleh.
Kamus Bahasa Indonesia (1995:19) aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika.
Menurut Wibisono aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran, etika dan moral sebagai dasar normative penelitian dan penggalian, serta penerapan ilmu.
Menurut Bramel Aksiologi terbagi tiga bagian, yakni; Moral Conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini  melahirkan disiplin khusus yaitu etika. Estetic expression, yaitu ekspresi keindahan, bidang ini melahirkan keindahan. Socio-politcal life, yaitu kehidupan social politik, yangakan melahirkan filsafat social politik.
Dasar Aksiologi
1.      Objectivism, yaitu penilaian terhadap sesuatu yang dilakukan apa adanya sesuai keadaan objek yang dinilai.
2.      Subjectivism, yaitu penilaian terhadap sesuatu dimana dalam proses penilaian terdapat unsur intuisi (perasaan).

Kajian Axiologi
Istilah axiologi berasal dari kata axios dan logos. Axios artinya nilai auat sesuatu yang berharga, logos artinya akal, teori. Axiologi artinya teori nilai, penye;idikan mengenai kodrat, kriteria, dan status metafisik dan nilai. Dlam pemikiran filsafat Yunani, studi mengenai nilai ini menedepankan dalam pemikiran Plato mengenai Idea tentang kebaikan, atau yang lebih dikenal dengan kebaikan tertinggi.
Kurikulum 2013 di kaji dengan Kajian Axiologi yaitu terletak pada manfaat yang akan dicapai bila kurikulum 2013 ini di luncurkan. Adapun manfaat dari pembelajaran tematik terpadu adalah sebagai berikut:
Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan;
- Menggunakan kelompok kerja sama, kolaborasi, kelompok belajar, dan strategi pemecahan konflik yang mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah
- Mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci kelas yang ramah otak (brain-friendly classroom);
- Peserta didik secara cepat dan tepat waktu mampu memproses informasi. Proses itu tidak hanya menyentuh dimensi kuantitas dan kualitas mengeksplorasi konsep-konsep baru dan membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan secara siap;
- Proses pembelajaran di kelas mendorong peserta didik berada dalam format ramah otak;
- Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan langsung oleh peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari;
- Peserta didik yang relatif mengalami keterlambatan untuk menuntaskan program belajar dapat dibantu oleh guru dengan cara memberikan bimbingan khusus dan menerapkan prinsip belajar tuntas;
- Program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru untuk mewujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan variasi cara penilaian.

Aksiologi, membahas hakikat nilai dengan cabang-cabangnya etika (hakikat kebaikan), dan estetika (hakikat keindahan).

LANDASAN DAN PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pada dasarnya landasan merupakan fondasi atau sebagai dasar untuk membuat suatu pekerjaan. Setiap pengembangan kurikulum, selain harus berpijak pada sejumlah landasan, juga harus menerapkan atau menggunakan prinsip-prinsip tertentu. Dengan adanya prinsip tersebut, setiap pengembangan kurikulum diikat oleh ketentuan atau hukum sehingga dalam pengembangannya mempunyai arah yang jelas sesuai dengan prinsip yang telah disepakati. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut:
1.Prinsip Relevansi
Prinsip ini dipecah menjadi 2 yaitu eksternal dan internal. Eksternal : kompetensi lulusan sesuai dengan pengguna lulusan,sedamgkan Internal : kurikulum harus sesuai dan saling berkaitan.Prinsip relevansi berkenaan dengan kesesuaian antara komponen tujuan, isi, strategi, dan evaluasi. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum,yaitu relevansi keluar dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi keluar yaitu tujuan, isi dan proses belajar yang tercakup dalam kurkulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Adapun relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian. Relevansi ini menunjukkan suatu keterpaduan kurikulum.

2.Prinsip Fleksibilitas
Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan pelaksanaan,Diversitikasi kurikulum. Prinsip fleksibilitas berkenaan dengan kebebasan/keluwesan yang dimiliki guru dalam mengimplementasikan kurikulum dan adanya alternatif pilihan program pendidikan bagi siswa sesuai dengan minat dan bakatnya.
3.Prinsip Kontinuitas
Maju berkelanjutan (satu sub kompetensi selanjutnya),Mata pelajaran ditata secara prereausite.Prinsip kontinuitas berkenaan dengan adanya kesinambungan materi pelajaran antarberbagai jenis dan jenjang sekolah serta antartingkatan kelas. Perkembangan dan proses belajar berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau terhenti-henti.
4.Prinsip Praktis dan Efisiensi
Mudah diimplementasikan dan kompatibel.Kurikulum harus mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga murah. Tepat pelaksanaannya dan menghasilkan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, dan biaya.
5.Prinsip  Efektifitas
Pemenuhan kebutuhan siswa,sehingga mampu mengembangkan kapabilitas atau kapasitas intelektual siswa untuk menjadi warga negara yg bertanggung jawab dan mampu berkontribusi pada daya asaing bangsa.Keberhasilan  pelaksanaan kurikulum harus diperhatikan, baik kuantitas maupun kualitas. Keberhasilan kuntitas ditinjau dari komponen-komponen kurikulum, seperti tujuan, isi, proses belajar, dan evaluasi. Sedangkan keberhasilan kualitasnya dilihat dari hasil pelaksanaan kurikulum yang ada.
6.Prinsip khusus
Adapun prinsip khusus yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum, antara lain: prinsip keimanan, nilai dan budi pekerti luhur, penguasaan integrasi nasional, keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinetika, kesamaan memperoleh kesempatan, abad pengetahuan dan teknologi informasi, pengembangan keterampilan hidup, berpusat pada anak, serta pendekatan menyeluruh dan kemitraan.
Kurikulum baik pada tahap kurikulum sebagai ide, rencana, pengalaman maupun kurikulum sebagai hasil dalam pengembangannya harus mengacu atau menggunakan landasan yang kuat dan kokoh, agar kurikulum tersebut dapat berfungsi serta berperan sesuai dengan tuntutan pendidikan yang ingin dihasilkan seperti tercantum dalam rumusan tujuan pendidikan nasional yang telah digariskan dalam UU no. 20 tahun 2003.Pada prinsipnya ada empat landasan pokok yang harus dijadikan dasar dalam setiap pengembangan kurikulum, yaitu:
1.Landasan Filosofis, yaitu asumsi-asumsi tentang hakikat realitas, hakikat manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Asumsiasumsi filosofis tersebut berimplikasi pada permusan tujuan pendidikan, pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan strategi, serta pada peranan peserta didik dan peranan pendidik.
2.Landasan psikologis, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari psikologi yang  dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Ada dua jenis psikologi yang harus menjadi acuan yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan mempelajari proses dan karaktersitik perkembangan peserta didik sebagai subjek pendidikan, sedangkan psikologi belajar mempelajari tingkah laku peserta didik dalam situasi belajar. Ada tiga jenis teori belajar yang mempunyai pengaru besar dalam pengembangan kurikulum, yaitu teori belajar kognitif, behavioristik, dan humanistic.
3.Landasan sosial budaya, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari sosiologi dan antrofologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Karakterstik sosial budaya di mana peserta didik hidup  berimplikasi pada  program pendidikan yang akan dikembangkan.
4.Landasan ilmiah dan teknologi, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil-hasil riset atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik  tolak dalam mengembangkan kurikulum. Pengembangan kurikulum membutuhkan sumbangan dari berbagai kajian ilmiah dan teknologi baik yang bersifat hardware maupun software sehingga pendidikan yang dilaksanakan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pngetahuan dan teknologi.

ESTETIKA DALAM KURIKULUM 2013

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh telah merencanakan adanya penekanan estetika mencakup seni dan budaya dalam kurikulum pendidikan baru yang direncanakan diterapkan mulai 2013.
Kalau di perhatikan kurikulum yang baru, selalu ada pelajaran seni dan budaya, karena ingin membangun masa depan anak didik yang berbudaya dan memiliki jiwa seni, sehingga apa yang disampaikan kepada anak didik bukanlah hal-hal yang tidak memperhatikan nilai-nilai keindahan, dalam kurikulum baru yang sedang memasuki uji publik itu, ditekankan urusan logika etika, dan estetika yang diterjemahkan dalam bentuk kompetensi fiskal, kompetensi ketrampilan dan kompetensi pengetahuan.
Mencerdaskan seseorang prinsipnya bukan hanya untuk pandai saja, tetapi juga peningkatan logika agar nyaman dalam berkomunikasi dan santun dalam berekspresi.Oleh karena itu lanjut harus makin fokus menggarap tiga wilayah berpikir dan bertindak di kalangan pelajar, yakni logika, etika dan estetika. Logika mengandalkan penguatan rasionalitas, etika untuk menumbuhkan kesantunan dalam berperilaku dan berinteraksi, dan estetika untuk tampakan atau ekspresikan keindahan. Ketiga hal itu menjadi bagian penting dalam kurikulum pendidikan 2013, yang disiapkan untuk menggantikan kurikulum pendidikan 2006.
Rencananya terdapat empat tahapan uji publik kurikulum baru 2013 yang sedang dijalankan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) yaitu penyusunan kurikulum secara internal di Kemdikbud, pemaparan desain kurikulum di hadapan Wakil Presiden, pelaksanaan uji publik, dan penyempurnaan.
Sebagian kalangan pendidik merasa skeptis menanggapi hal ini, tapi pada akhirnya sebagai pelaksana tingkat bawah harus makmum. Semua demi kemajuan bangsa yang saat ini sedang terpuruk baik mental maupun estetikanya. Lantas bagaimana dengan Pendidikan Karakter? Akankah ditinggalkan demi estetika? Jawabnya perlu didiskusikan lebih lanjut oleh para praktisi. Jangan sampai estetika terlalu permisif, sehingga keluruhan budaya bangsa akan tertimbun demi sebuah estetika kurikulum.

Permasalahan dari pembahasan diatas:
1. Bagaimana pengetahuan filsafat yang berupa ilmu aksiologi ini dipergunakan dalam pengembangan kurikulum?
2. Bagaimana kaitan antara ilmu filsafat aksiologi dengan komponen-komponen kurikulum?
3. Apa manfaat pengembangan kurikulum dengan mengetahui filsafat-filsafat khususnya aksiologi?

Komentar

  1. menjawab permasalahan ketiga
    1. Filsafat sebagai kumpulan teori digunakan memahami mereaksi dunia pemikiran.
    Jika seseorang hendak ikut membentuk dunia atau ikut mendukung suatu ide yang membentuk suatu dunia, atau hendak menentang suatu sistem kebudayaan atau sistem ekonomi atau sistem politik, maka sebaiknya mempelajari teori-teori filsafatnya. Inilah kegunaan mempelajari teori-teori filsafat ilmu.
    2. Filsafat sebagai pandangan hidup.
    Filsafat dalam posisi yang kedua ini semua teori ajarannya diterima kebenarannya dan dilaksanakan dalam kehidupan. Filsafat ilmu sebagai pandangan hidup gunanya ialah untuk petunjuk dalam menjalani kehidupan.
    3. Filsafat sebagi metodologi dalam memecahkan masalah
    Dalam hidup ini kita menghadapi banyak masalah. Bila ada batu di depan pintu, setiap keluar dari pintu itu kaki kita tersandung, maka batu itu masalah. Kehidupan akan dijalani lebih enak bila masalah-masalah itu dapat diselesaikan. Ada banyak cara menyelesaikan masalah, mulai dari cara yang sederhana sampai yang paling rumit. Bila cara yang diguna amat sederhana maka biasanya masalah tidak terselessaikan secara tuntas. Penyelesaian secara detail itu biasanya dapat mengungkap semua masalah yang berkembang dalam kehidupan manusia.

    BalasHapus
  2. aksiologi adalah studi tentang hakikat tertinggi dari nilai-nilai etika dan estetika. Dengan kata lain, apakah yang baik atau bagus itu. dalam pengembangan kurikulum filsafat ini berguna untuk menentukan nilai-nilai apa saja yang dibutuhkan siswa. Nilai dan implikasi aksiologi di dalam pendidikan ialah pendidikan menguji dan mengintegrasikan semua nilai tersebut di dalam kehidupan manusia dan membinanya di dalam kepribadian anak. Karena untuk mengatakan sesuatu bernilai baik itu bukanlah hal yang mudah. Apalagi menilai secara mendalam dalam arti untuk membina kepribadian ideal. Berikut ini beberapa contoh yang dapat kita pergunakan untuk menilai seseorang itu baik secara perkataan, yaitu :
    a. Baik, Bu. Saya akan selalu baik dan taat kepada Ibu!
    b. Nak, bukanlah ini bacaan yang baik untuk mu?
    c. Baiklah, Pak. Aku akan mengamalkan ilmuku. atau jika dengan perbuatan kita bisa melihat nilai tsb saat anak belajar dikelas, kelas bersih dan rapi, tidak ribut, kritis terhadap permasalahan yang diberikan, dll

    BalasHapus
  3. ilmu filsafat aksiologi ini berkaitan dengan komponen kurikulum, dimana komponen tujuan, komponem isi, komponen strategi/metode, dan komponen evaluasi ini memiliki nilai nya masing-masing yang hendak dicapai. contohnya pada komponen tujuan dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.
    a. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut artinya untuk kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan ini merupakan nilai-nilai yang harus dikuasai oleh siswa

    BalasHapus
  4. Dalam komponen kurikulum tentu ada dasar filsafat yg di gunakan agar kurikulum terarah. Misalnya dalam landasan filsafat kajian aksiologi yang artinya untuk apa pengetahuan itu. Dan mengandung baik buruknya suatu penilaian pengetahuan. Dalam setiap komponen pasti kita memikirkan baik buruknya untuk kedepannya. Dari situ kita sudah menggunakan landasan aksiologi. Bermanfaatkah nnti jika pengetahuan ini di terapkan. Misalnya dalam peluncuran k13 kita pasti memikirkan dlu baik buruk dan manfaat atas penggunaan k13 nnti.
    Jadi dalam penerapan kurikulum harus memiliki landasan atau pandangan ke depan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sependapat dengan Dian bahwa Dalam komponen kurikulum tentu ada dasar filsafat yg di gunakan agar kurikulum terarah. Misalnya dalam landasan filsafat kajian aksiologi yang artinya untuk apa pengetahuan itu. Dan mengandung baik buruknya suatu penilaian pengetahuan. Dalam setiap komponen pasti kita memikirkan baik buruknya untuk kedepannya. Dari situ kita sudah menggunakan landasan aksiologi. Bermanfaatkah nnti jika pengetahuan ini di terapkan. Misalnya dalam peluncuran k13 kita pasti memikirkan dlu baik buruk dan manfaat atas penggunaan k13 nnti.
      Sehingga dalam penerapannya kurikulum harus memiliki landasan atau pandangan yang kuat.

      Hapus
    2. lalu bagimana contoh konkrit dari penggunaan landasan filsafat ini?

      Hapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Menjawab pertanyaan nomor 2, Aksiologi mempelajari tentang manfaat apa yang diperoleh dari ilmu pengetahuan. Aksiologi merupakan cabang umum ilmu filsafat. Landasan filsafat merupakan pandangan hidup suatu masyarakat. Pandangan hidup masyarakat di Indonesia digambarkan melalui pancasila. Landasan pengembangan kurikulum berkaitan dengan tujuan pendidikan. Jadi tujuan pendidikan yang ingin dibentuk itu didasari oleh sila yang ada dipancasila. Hubungannya dengan aksiologi disini ingin membentuk tujuan yang dapat membuat masyarakat memahami manfaat yang diperoleh setelah mempelajari ilmu pengetahuan tersebut tentunya dalam penerapannya didasari oleh pancasila. Tujuan pendidikan termasuk kedalam komponen kurikulum. Komponen kurikulum begitu sistematis sehingga terkait antara komponen satu dan yang lainnya. Setelah menetapkan tujuan maka diperlukan metode untuk menyampaikan isi pelajaran agar tujuan bisa tercapai. Lalu evaluasi untuk melihat umpan balik dan memperbaiki tujuan agar menjadi lebih baik lagi.

    BalasHapus
  7. Menjawab pertanyaan no3
    Manfaat mengetahui filsafat khususnya aksiologi.
    Dapat di ambil contoh dari pihak guru untuk pengembangan kurikulum.

    Dengan filsafat aksiologi guru memehami yang harus diperoleh siswa tidak hanya kuantitas pendidikan tetapi juga kualitas kehidupan karena pengetahuan tersebut. Yang menentukan filsafat pendidikan seorang guru adalah seperangkat keyakinan yang dimiliki dan berhubungan kuat dengan perilaku guru, yaitu: Keyakinan mengenai pengajaran dan pembelajaran, siswa, pengetahuan, dan apa yang perlu diketahui.

    BalasHapus
  8. Saya akan menjawab pertanyaan no.3
    Apa manfaat pengembangan kurikulum dengan mengetahui filsafat-filsafat khususnya aksiologi ?
    Menurut pendapat saya :
    Bagi guru (pendidik) pada umumnya filsafat itu sangat diperlukan karena tindakan-tindakan dalam mendidik dan mengajar akan selalu dipengaruhi oleh filsafat-filsafat pendidikan yang dianutnya, salah satunya filsafat aksiologi yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan, misalnya dalam menyusun pengembangan kurikulum sekolah, guru harus jelas merumuskan tujuan kurikulum itu, dan untuk itu ia harus merujuk kepada filsafat pendidikannya. Gaya mengajarnya juga akan bisa mempengaruhi kualitas belajar siswa. Filsafat pendidikan secara fital juga berhubungan dengan pengembangan semua aspek pengajaran. Terdapat hubungan yang kuat antara perilaku guru dengan keyakinannya: Keyakinan mengenai pengajaran dan pembelajaran, keyakinan mengenai siswa, keyakinan mengenai pengetahuan dan keyakinan mengenai apa yang perlu diketahui.

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. saya akan menjawab pertanyaan Bagaimana kaitan antara ilmu filsafat aksiologi dengan komponen-komponen kurikulum?

    seperti yang esa sebutkan pada pembahasan bahwa Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Jadi yang ingin di capai oleh aksiologi adalah hakikat dan manfaat yang terdapat dalam suatu pengetahuan. kaitannya dengan komponen kurikulum yakni bawah filsafat aksiologi menjadi fondasi atau tonggak dalam menyusun dan mengembangkan komponen kurikulum yang akan digunakan dalam sistem pendidikan nasional. Dengan demikian filsafat memiliki manfaat dan memberikan kontribusi yang besar terutama dalam memberikan kajian sistematis berkenaan dengan kepentingan pendidikan.

    BalasHapus
  11. saya mencoba menanggapi pertanyaan nomor 3 mengenai pengetahuan filsafat yang berupa ilmu aksiologi dipergunakan dalam pengembangan kurikulum. menurut saya dapat kita lihat dari pengertian Aksiologi itu sendiri tentang teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang di peroleh. sehingga dalam pengembangan kurikulum tentu harus dipikirkan bagaimana kurikulum itu dapat memberikan nilai guna bagi siswa, guru ataupun orang-orang yang terlibat didalamnya. contohnya sudah dijabarkan pada penjelasan kak esa untuk guru agar dapat memberikan manfaat atau nilai guna bagi siswa setelah proses pembelajaran, guru dapat membuat Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan; Menggunakan kelompok kerja sama, kolaborasi, kelompok belajar, dan strategi pemecahan konflik yang mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah: Mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci kelas yang ramah otak (brain-friendly classroom); dan lain sebagainya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan pendapat fira bahwa guru dapat membuat Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan; Menggunakan kelompok kerja sama, kolaborasi, kelompok belajar, dan strategi pemecahan konflik yang mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah: Mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci kelas yang ramah otak (brain-friendly classroom); dan lain sebagainya.

      Hapus
  12. Dengan filsafat aksiologi guru memehami yang harus diperoleh siswa tidak hanya kuantitas pendidikan tetapi juga kualitas kehidupan karena pengetahuan tersebut. Yang menentukan filsafat pendidikan seorang guru adalah seperangkat keyakinan yang dimiliki dan berhubungan kuat dengan perilaku guru, yaitu: Keyakinan mengenai pengajaran dan pembelajaran, siswa, pengetahuan, dan apa yang perlu diketahui.

    BalasHapus
  13. Saya akan menjawab permasalahan yang ketiga yaitu manfaat filsafat dalam kurikulum,
    Dengan filsafat aksiologi guru memehami siswa tidak hanya memerlukan kuantitas pendidikan saja atau nilai tetapi juga kualitas kehidupan karena pengetahuan tersebut penerapan dalam kehidupan seharihari.

    BalasHapus
  14. Saya sependapat dengan kak Melda, yaitu Dengan filsafat aksiologi guru memehami siswa tidak hanya memerlukan kuantitas pendidikan saja atau nilai tetapi juga kualitas kehidupan karena pengetahuan tersebut penerapan dalam kehidupan seharihari". Semua yg dijadikan dasar pasti ada hubngan 1 dengan yg lainya

    BalasHapus
  15. Aksiologi itu sendiri tentang teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang di peroleh. sehingga dalam pengembangan kurikulum tentu harus dipikirkan bagaimana kurikulum itu dapat memberikan nilai guna bagi siswa, guru ataupun orang-orang yang terlibat didalamnya. guru haruslah mampu menciptakan iklim belajar yang nyaman. pemilihan model,media,strategi yang tepat akan menciptakan kenyamanan, Mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci kelas yang ramah otak (brain-friendly classroom); dan lain sebagainya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi 7: Penyusunan Rubrik Penilaian Kreatifitas (Berpikir Kreatif)

Materi 6: Penyusunan Rubrik Penilaian Argumentasi

Materi 3 : How To Assess Higher Order Thinking Skills In Your Chemistry Class