Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Presentasi Inovasi Sintak Model-Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan dampaknya terhadap kemampuan berfikir Kritis siswa

Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah berkaitan dengan  pengunaan intelegensi dari dalam diri individu yang berada dalam sebuah kelompok orang, atau lingkungan untuk memecahkan masalah yang  bermakna, relevan, dan kontekstual. Boud dan Feletti dalam Rusman (2011 : 230) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan. Dimana kurikulum Pembelajaran Berbasis Masalah sangat membantu untuk meningkatkan perkembangan ketrampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif. Kekuatan masalah Masalah dapat mendorong keseriusan, inquiry, dan berpikir dengan cara yang  bermakna dan sangat kuat ( powerful ). Pendidikan memerlukan perespektif  baru dalam menemukan berbagai permasalahan dan cara memandang suatu masalah. Berbagai trobosan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan hasil dari adanya ketertarikan terhadap masalah. Pada umumnya pendidikan dimulai dari ketertarikan masalah

Inovasi Sintaks Model Pembelajaran Kontekstual dan Dampaknya terhadap Kemampuan Berpikir Keatif

Pembelajaran Kontekstual  (Contextual Teaching and Learning /CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel da-pat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya. CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung lebih alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Pembelajaran kontekstual dengan pe